Sidang Isbat Lebaran 2025: Penentuan Awal Syawal 1446 H

Ilustrasi rukyatul hilal. (Foto: NU Online/Suwitno)

Data Hisab Awal Syawal 1446 H oleh LF PBNU

DIARYPSIKOLOGI.ID – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah merilis data hisab hilal menjelang Idul Fitri 1446 H. Perhitungan dilakukan pada 29 Ramadhan 1446 H atau 29 Maret 2025 M di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan metode hisab jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri khas NU, ketinggian hilal mar’ie berada pada -1 derajat 59 menit 16 detik, yang berarti hilal masih di bawah ufuk dan belum memenuhi kriteria imkanur rukyah. Dengan kondisi ini, hilal tidak dapat terlihat sehingga diperlukan penggenapan bulan Ramadhan menjadi 30 hari.

Posisi Hilal di Berbagai Wilayah Indonesia

LF PBNU juga merilis data ketinggian hilal di berbagai kota. Parameter terkecil terjadi di Merauke, Papua Selatan, dengan tinggi -3 derajat 24 menit. Sementara itu, parameter tertinggi tercatat di Lhoknga, Aceh, dengan tinggi -0 derajat 59 menit. Elongasi hilal haqiqy di Indonesia berkisar antara 2º 58’ hingga 3º 01’. Dengan kedudukan hilal di bawah ufuk, hilal masuk dalam kategori istihalah al-rukyah atau mustahil terlihat.

Data BMKG dan Prediksi Awal Syawal

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal. Konjungsi diperkirakan terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17:58:27 WIB. Pada saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh Indonesia berkisar antara -3 derajat 29 menit di Merauke hingga -1 derajat 07 menit di Sabang, Aceh.

BMKG juga mencatat bahwa umur bulan saat matahari terbenam di Indonesia pada 29 Maret 2025 berada di kisaran -2,22 jam di Oksibil, Papua, hingga 0,84 jam di Sabang, Aceh. Dengan demikian, hilal belum memenuhi kriteria visibilitas MABIMS yang telah diadopsi di Indonesia sejak 2021.

Proses dan Tahapan Sidang Isbat

Sidang isbat penetapan 1 Syawal 1446 H akan digelar oleh Kementerian Agama RI pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sidang ini terdiri dari tiga tahap:

  1. Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H
    • Dimulai pukul 16.30 WIB
    • Menghadirkan ahli falak, BMKG, BRIN, serta perwakilan ormas Islam
  2. Sidang Isbat Tertutup
    • Berlangsung pukul 18.45 WIB
    • Melibatkan perwakilan dari berbagai lembaga keagamaan dan astronomi
  3. Pengumuman Hasil Sidang
    • Disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar melalui konferensi pers sekitar pukul 19.00 WIB
    • Disiarkan langsung melalui kanal resmi Kemenag RI, TVRI, dan platform digital lainnya

Metode Hisab dan Rukyat dalam Penetapan 1 Syawal 1446 H

Metode hisab dan rukyat digunakan secara bersamaan untuk menentukan awal bulan hijriah, sebagaimana ditegaskan dalam Fatwa MUI No. 2 Tahun 2024. Perhitungan hisab menjadi dasar, sementara rukyat berfungsi sebagai konfirmasi.

Kemenag telah menyiapkan 33 lokasi pemantauan hilal di seluruh provinsi, kecuali Bali yang tengah merayakan Nyepi. Jika rukyat tidak melihat hilal, maka bulan Ramadhan akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga Idul Fitri 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Link Live Streaming Sidang Isbat

Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan langsung hasil sidang isbat, Kemenag menyediakan akses live streaming melalui berbagai platform resmi, di antaranya:

Sidang isbat ini menjadi momen penting dalam menentukan hari raya Idul Fitri 1446 H secara nasional. Dengan akurasi perhitungan astronomi dan metode rukyat, diharapkan seluruh umat Islam di Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan kepastian dan kekhidmatan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *