Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa paling monumental dalam perjalanan kenabian Rasulullah ﷺ. Sebuah kisah yang tidak hanya penuh makna spiritual, tetapi juga relevan untuk direnungkan di era modern ini. Dalam kegalauan mendalam setelah wafatnya sang istri tercinta, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Thalib, serta tekanan luar biasa dari kaum musyrik Quraisy, Allah ﷻ mengangkat Rasulullah ﷺ dalam perjalanan Isra Mikraj sebagai bentuk hiburan, pelajaran, dan motivasi untuk melanjutkan perjuangan dakwah.
Rekreasi: Hiburan di Tengah Kegalauan
Isra Mikraj adalah bentuk hiburan ilahi yang tiada bandingnya. Rasulullah ﷺ diisra’kan dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, lalu dimikrajkan ke Sidratul Muntaha. Perjalanan ini memberikan suasana yang sangat berbeda melampaui batas-batas duniawi. Rasulullah ﷺ diperlihatkan keindahan surga, keagungan Sidratul Muntaha, dan hal-hal ghaib yang tak terjangkau oleh mata manusia biasa.

Di zaman sekarang, peristiwa ini dapat kita renungkan sebagai pengingat bahwa setiap manusia pasti mengalami titik-titik kegalauan. Namun, Allah ﷻ senantiasa menyediakan jalan keluar yang membawa ketenangan, hiburan, dan kedamaian, selama kita terus mendekatkan diri kepada-Nya. Hiburan sejati bukanlah sekadar pelarian, melainkan sesuatu yang menyegarkan jiwa dan menambah keimanan.
Bukti: Keberadaan Allah dan Kebenaran Islam
Isra Mikraj bukan sekadar perjalanan, tetapi juga bukti nyata akan keberadaan Allah ﷻ dan kebenaran ajaran Islam. Rasulullah ﷺ menyaksikan surga, neraka, dan berbagai peristiwa ghaib yang membuktikan bahwa apa yang selama ini diimani benar adanya. Peristiwa ini juga menjadi ujian bagi umat Islam saat itu apakah mereka benar-benar percaya kepada Rasulullah ﷺ dan ajaran yang dibawanya.
Dalam konteks modern, bukti kebesaran Allah dapat ditemukan dalam keseharian kita, baik melalui keajaiban alam, ilmu pengetahuan, maupun pengalaman hidup yang menguatkan keyakinan. Namun, apakah kita sudah cukup peka untuk melihatnya?
Aksi: Sholat Sebagai Titik Awal Tegaknya Islam
Dari perjalanan ini, Rasulullah ﷺ menerima perintah sholat lima waktu langsung dari Allah ﷻ. Sholat bukan sekadar ibadah, tetapi juga pondasi tegaknya Islam. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Namun, di zaman sekarang, sholat sering kali dilakukan hanya sebagai rutinitas atau kewajiban formal. Pertanyaannya: Apakah sholat kita sudah menjadi bentuk aksi nyata untuk menegakkan Islam?
- Apakah sholat kita membuat kita lebih berakhlak baik?
- Apakah sholat kita mendorong kita untuk peduli kepada sesama?
- Ataukah sholat kita hanya sebatas mencari pahala tanpa mendalami maknanya?
Renungan untuk Kita Semua
Isra Mikraj bukan sekadar sejarah, tetapi refleksi yang harus terus hidup di hati kita. Sebagaimana Rasulullah ﷺ mendapatkan kekuatan setelah perjalanan ini, kita pun seharusnya menjadikan sholat sebagai kekuatan spiritual untuk menghadapi tantangan zaman.
Semoga Allah ﷻ senantiasa memampukan kita memahami ayat-ayat-Nya, meresapi maknanya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari jadikan sholat bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai langkah nyata untuk memperbaiki diri dan menegakkan agama Allah di muka bumi.
Selamat memperingati Isra Mikraj Senin, 27 Rajab 1446 Hijriah, Mari jadikan momentum ini sebagai refleksi diri untuk memperkuat iman, menegakkan sholat dengan khusyuk, dan menghadirkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Semoga peringatan ini menginspirasi kita semua untuk lebih dekat kepada Allah ﷻ.Barakallahu fikum
Saya dapat menambah ilmu pengetahuan saya tentang isra mi’raj
Alhamdulillah Terimakasih Marsha Ramadhani Bianca Prasetyo Semoga disehatkan dan dilancarkan semuanya