Makna Hari Kartini Tak Sekadar Seremoni Budaya
DIARYPSIKOLOGI.ID – Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April sebagai penghormatan terhadap R.A. Kartini, pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Tahun 2025, peringatan ini jatuh pada hari Senin dan menjadi momen penting untuk kembali merefleksikan perjuangan perempuan.
Perayaan Hari Kartini sering diwarnai busana adat dan parade budaya di sekolah maupun kantor. Namun, esensi sebenarnya jauh lebih dalam. Hari Kartini adalah panggilan untuk mengingat bahwa perjuangan kesetaraan perempuan masih terus berlangsung hingga hari ini.
Kartini Dulu Menulis Surat, Kini Perempuan Menulis Sejarah
R.A. Kartini menyalurkan pemikirannya melalui surat. Ia menyuarakan pendidikan dan kebebasan bagi perempuan. Kini, perempuan Indonesia tak lagi hanya membacakan surat—mereka menulis sejarah dengan tindakan nyata.
Tokoh seperti Najwa Shihab, Retno Marsudi, dan Greysia Polii menjadi Kartini masa kini di bidang media, diplomasi, dan olahraga. Di banyak desa, Kartini modern muncul sebagai pemimpin, guru, pengusaha, bahkan pejuang lingkungan. Perjuangan mereka bukan sekadar simbol—tapi nyata dan berdampak.
Nilai-Nilai Kartini Tetap Relevan di Era Digital
Hari Kartini bukan sekadar hari peringatan, melainkan saat untuk menguatkan kembali nilai-nilai emansipasi dan kesetaraan. Kartini mengajarkan bahwa perempuan harus berani bersuara, berpendidikan, dan berkarya untuk bangsa.
Pemerintah menetapkan Hari Kartini melalui Keputusan Presiden No. 108 Tahun 1964. Sejak itu, semangat Kartini terus dihidupkan dalam berbagai aktivitas yang mendukung pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
Sekolah dan Komunitas Rayakan Hari Kartini dengan Kegiatan Edukatif
Setiap tahunnya, sekolah-sekolah menyelenggarakan kegiatan inspiratif untuk merayakan Hari Kartini. Tahun ini, berbagai lomba dan pentas seni digelar untuk menumbuhkan semangat perjuangan perempuan.
Kegiatan seperti karnaval pakaian adat, lomba baca surat Kartini, diskusi peran perempuan, dan pameran karya siswi menjadi bentuk nyata refleksi atas peran perempuan masa kini. Semua ini mengingatkan bahwa potensi perempuan harus terus diasah sejak dini.
Perempuan Berdaya Jadi Kunci Masa Depan Indonesia
Hari Kartini 2025 diangkat dengan semangat perempuan berdaya sebagai kunci kemajuan bangsa. Kementerian PPPA mengajak perempuan untuk mematahkan diskriminasi dan kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang.
Perempuan dari berbagai latar belakang hadir dalam perayaan nasional di Senayan. Mereka mewakili keberagaman profesi dan peran strategis dalam pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan bisa aktif di berbagai bidang, termasuk teknologi, wirausaha, dan kepemimpinan.
Kartini Muda Didorong Kuasai Teknologi dan Wirausaha
Ketua Umum Kowani menegaskan bahwa Kartini masa kini harus mengikuti perkembangan zaman. Kemampuan dalam teknologi, komunikasi, dan keuangan menjadi syarat agar perempuan mampu bersaing dan mandiri secara ekonomi.
Dengan sumber daya lokal seperti singkong, kelapa, atau pisang, perempuan bisa berinovasi dan membuka usaha kreatif. Hari Kartini menjadi titik awal untuk mendorong generasi muda, khususnya perempuan, agar percaya diri memilih dan menjalani profesi impian mereka.