Perjalanan Seorang Sadu Menuju Pengabdian Total
DIARYPSIKOLOGI.ID – Amar Bharati, seorang petapa Hindu atau sadu dari India, telah mengangkat tangan kanannya tanpa henti sejak tahun 1973. Tindakannya bukan sekadar simbol, tetapi sebuah bentuk pengabdian yang luar biasa kepada Dewa Siwa serta sebuah pernyataan menentang perang dan mendukung perdamaian dunia.
Awal Perjalanan Bharati sebagai Sadu
Bharati bukanlah seorang petapa sejak lahir. Sebelumnya, ia adalah seorang pegawai bank di New Delhi dengan kehidupan yang tampak normal. Ia memiliki seorang istri dan tiga anak, hidup layaknya masyarakat umum. Namun, pada tahun 1970, ia membuat keputusan besar yang mengubah hidupnya selamanya: meninggalkan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan duniawi untuk mengabdi kepada Dewa Siwa.
Mengangkat Tangan Sebagai Bentuk Pengabdian
Tiga tahun setelah memutuskan menjadi seorang sadu, Bharati mengambil langkah lebih jauh dengan mengangkat tangan kanannya dan tidak pernah menurunkannya lagi. Tindakan ini awalnya menimbulkan rasa sakit luar biasa. Selama dua tahun pertama, ia mengalami penderitaan yang luar biasa akibat otot-otot yang perlahan melemah dan kehilangan fungsinya.
Lambat laun, rasa sakit itu menghilang, tetapi lengannya mengalami atrofi parah. Otot-ototnya mengecil, tulangnya menjadi kaku, dan kukunya tumbuh memanjang hingga menyerupai cakar yang melingkar. Sekarang, tangannya telah kehilangan semua fungsi, tetapi Bharati tetap teguh dalam keyakinannya untuk mempertahankan pose ini seumur hidupnya.
Menginspirasi Banyak Pengikut
Tindakan Bharati yang ekstrem telah menginspirasi banyak orang. Beberapa pengikutnya bahkan mengikuti jejaknya dengan mengangkat tangan mereka selama bertahun-tahun. Bagi Bharati, ini bukan sekadar pengorbanan pribadi, tetapi juga sebuah pesan bagi dunia agar hidup dalam perdamaian dan harmoni.
Ia sering menyuarakan pesan kedamaian, bertanya mengapa manusia terus berkonflik dan menyebarkan kebencian. “Saya tidak meminta banyak. Mengapa kita bertengkar di antara kita sendiri? Mengapa ada begitu banyak kebencian dan permusuhan di antara kita?” ujar Bharati. Baginya, tindakan ini adalah simbol harapan agar umat manusia bisa hidup berdampingan dengan damai.
Ajaran Hindu tentang Perdamaian Dunia
Perdamaian dunia adalah salah satu nilai utama dalam ajaran Hindu. Kitab suci Weda yang telah ada selama berabad-abad berisi banyak ajaran tentang pentingnya kedamaian dan persahabatan di antara umat manusia.
Salah satu ayat dari Weda berbunyi:
“Biarlah saya melihat semua makhluk hidup dengan pandangan yang bersahabat. Marilah kita melihat satu sama lain dalam masyarakat dengan pandangan yang bersahabat.”
Ajaran ini mencerminkan filosofi Hindu yang menekankan pentingnya harmoni dan penghormatan terhadap sesama manusia.
Kesimpulan
Amar Bharati bukan hanya seorang petapa, tetapi juga simbol keteguhan, pengorbanan, dan perdamaian. Tindakannya yang ekstrem telah menginspirasi banyak orang dan menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya hidup tanpa kebencian dan permusuhan. Ajaran Hindu tentang kedamaian dunia pun semakin relevan dalam menghadapi berbagai konflik di era modern. Meskipun banyak yang tidak memahami atau bahkan meragukan tindakannya, Bharati tetap teguh pada keyakinannya, berharap suatu hari dunia akan menjadi tempat yang lebih damai dan harmonis.
sumber: kompas.com