Diarypsikologi.id – Dunia hiburan Indonesia kembali diramaikan oleh kabar kurang sedap. Film A Business Proposal, yang dibintangi oleh Abidzar Al Ghifari, menjadi sorotan tajam publik setelah pernyataan kontroversial sang aktor. Akibatnya, film yang dirilis pada Kamis (6/2/2025) ini mengalami penurunan minat penonton secara drastis, dengan hanya 6.000 tiket terjual di seluruh bioskop Indonesia pada hari pertama penayangannya.
Awal Mula Kontroversi
Kontroversi ini bermula dari pengakuan Abidzar bahwa ia tidak menonton versi asli drama Korea A Business Proposal sebelum membintangi film adaptasi tersebut. Ia menyebut bahwa dirinya lebih memilih membangun karakter sendiri bersama sutradara daripada mengikuti karakter dari versi aslinya.
“Gue sempat nonton di episode satu, cuman memutuskan untuk berhenti karena pada akhirnya ini adalah karakter yang akan gue buat sendiri bersama director. Gue nggak pengen dibikin plek ketiplek juga,” ujar Abidzar dalam sebuah wawancara.
Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari penggemar drama Korea, yang menganggap bahwa Abidzar kurang menghargai sumber materi asli. Kritikan semakin deras ketika dalam sebuah wawancara dengan Coki Pardede, Abidzar menyinggung tentang “fans fanatik” yang menurutnya terlalu berlebihan dalam bereaksi terhadap perannya di film tersebut.
“Cukup beban..menurut gua. Ditambah juga tau lah ya fans fanatiknya seperti apa,” kata Abidzar.
Gelombang Hujatan dan Permintaan Maaf
Setelah gelombang kritik semakin meluas, Abidzar akhirnya mengeluarkan pernyataan maaf pada awal Februari 2025. Ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada penggemar yang merasa tersakiti.
“Saya memohon maaf untuk semua yang telah tersakiti atas sikap, perbuatan, dan ucapan saya yang salah. Terima kasih buat kalian semua sudah memberikan saya pelajaran yang sangat berharga. Hal ini menjadi pembelajaran yang besar untuk saya dalam berproses menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana,” tulis Abidzar.
Namun, permintaan maaf tersebut tampaknya belum cukup meredakan kemarahan publik. Kampanye boikot terhadap film A Business Proposal terus berlanjut, bahkan hanya beberapa hari sebelum film ini tayang perdana.
Falcon Pictures Turun Tangan
Melihat situasi yang semakin memburuk, rumah produksi Falcon Pictures akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi pada 3 Februari 2025, tiga hari sebelum perilisan film. Mereka menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan Abidzar dalam membangun karakter adalah bagian dari metode akting yang sah.
“Berita mengenai cast yang tidak menyaksikan serialnya terlebih dahulu bukan berakar dari kesombongan, tetapi dari pemilihan pendekatan akting. Seniman memiliki banyak cara (dan semua cara valid) dalam melakukan pendekatan terhadap cerita,” demikian pernyataan Falcon Pictures melalui Instagram resmi mereka.
Selain itu, Falcon juga menegaskan bahwa seluruh kru dan aktor telah bekerja keras untuk menghadirkan film ini dengan sepenuh hati. Mereka berharap publik bisa lebih menghargai usaha para pekerja film yang telah berkontribusi dalam proyek ini.
“Kami meminta maaf atas perkataan dan perbuatan yang tidak tepat. Kami pastikan tidak pernah ada niat buruk terkandung dalam hati. Lebih dari 100 orang kru dan 20 seniman yang terlibat dalam film ini bekerja dengan niat yang baik dan memberikan usaha terbaik mereka.”
Kesimpulan
Kasus ini menjadi bukti bahwa ekspektasi publik terhadap adaptasi film dari drama populer sangat tinggi. Fans menginginkan penghormatan terhadap materi asli, sementara aktor dan sutradara memiliki kebebasan dalam membangun interpretasi mereka sendiri.
Pada akhirnya, insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi industri perfilman Indonesia, terutama dalam menangani adaptasi dari karya yang sudah memiliki basis penggemar kuat. Apakah kontroversi ini akan berdampak panjang terhadap karier Abidzar dan penerimaan film A Business Proposal? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul Kronologi Abidzar Dihujat dan A Business Proposal Nggak Laku, Berawal dari Pernyataan Ini?